Rabu, 08 April 2009

Hama Boktor (Xystrocera festiva, ordo Coleoptera) pada Sengon


Hama Boktor (Xystrocera festiva, ordo Coleoptera)

Titik awal serangan hama boktor adalah adanya luka pada batang. Umumnya telur diletakkan pada celah luka di batang. Telur baru ditandai utuh, belum berlubang-lubang; bila telur sudah berlubang-lubang dimungkinkan bahwa telur sudah menetas.

Sejak larva keluar dari telur yang baru beberapa saat menetas, larva sudah merasa lapar dan segera melakukan aktivitas penggerekan ke dalam jaringan kulit batang di sekitar lokasi dimana larva berada. Bahan makanan yang disukai larva boktor adalah bagian permukaan kayu gubal (xylem) dan bagian permukaan kulit bagian dalam (floem). Adanya serbuk gerek halus yang menempel pada permukaan kulit batang merupakan petunjuk terjadinya gejala serangan awal.

Pengendalian Hama Boktor

Ada 6 prinsip pengendalian hama boktor pada tegakan sengon, yaitu cara silvikultur, manual, fisik/mekanik, biologis, kimiawi dan terpadu.

Pengendalian secara silvikultur dilakukan dengan :

ü Upaya pemuliaan, melalui pemilihan benih/bibit yang berasal dari sengon yang memiliki ketahanan terhadap hama boktor.

ü Penebangan pohon terserang dalam kegiatan penjarangan (Tebangan E).

Pengendalian secara manual, antara lain dilakukan dengan :

ü Mencongkel kelompok telur boktor pada permukaan kulit batang sengon,

ü menyeset kulit batang tepat pada titik serangan larva boktor sehingga larva boktor terlepas dari batang dan jatuh ke lantai hutan

ü diperlukan ketrampilan petugas dalam mengenali tanda-tanda serta gejala awal serangan hama boktor.

Pengendalian secara fisik/mekanik, antara lain dilakukan dengan :

ü kegiatan pembelahan batang sengon yang terserang boktor,

ü pembakaran batang terserang boktor sehingga boktor berjatuhan ke tanah,

ü dengan cara pembenaman batang terserang ke dalam tanah.

Pengendalian secara biologis, dilakukan dengan :

ü menggunakan peranan musuh alami berupa parasitoid, predator atau patogen yang menyerang hama boktor,

ü caranya dengan membiakkan musuh alami kemudian melepaskannya ke lapangan agar mencari hama boktor untuk diserang, musuh alami ini diharapkan akan mampu berkembang biak sendiri di lapangan.



Pengendalian secara terpadu, dilakukan dengan :

ü penggabungan dua atau lebih cara pengendalian guna memperoleh hasil pengendalian yang lebih baik;

ü contohnya pengendalian dengan cara menebang pohon yang terserang, kemudian batang yang terserang tersebut segera dibakar atau dibelah agar tidak menjadi sumber infeksi bagi pohon yang belum terserang.

2 komentar:

  1. "Pengendalian secara biologis, dilakukan dengan :

    ü menggunakan peranan musuh alami berupa parasitoid, predator atau patogen yang menyerang hama boktor,

    ü caranya dengan membiakkan musuh alami kemudian melepaskannya ke lapangan agar mencari hama boktor untuk diserang, musuh alami ini diharapkan akan mampu berkembang biak sendiri di lapangan."

    dari uraian di atas, musuh alaminya yang lebih spesifik apa? nama insect atau lainnya?
    tks

    BalasHapus
  2. mas kalau bikin blog yang agak niat dong. masa tulisannya ga keliatan gitu. tapi overall tulisannya bagus

    BalasHapus