Rabu, 08 April 2009

populasi burung merak di gunung cikuray garut


RINGKASAN

Heri Rizha Vahlevi. ANALISIS POPULASI DAN HABITAT BURUNG MERAK HIJAU (Pavo muticus Linnaeus, 1766) DI HUTAN GUNUNG CIKURAY KPH GARUT, PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT DAN BANTEN. Di bawah bimbingan: Ichsan Suwandhi, S.Hut., M.P. dan Ir. Asep Purwanto, M.M.

Burung merak di dunia ini terdapat dua species yaitu burung merak India atau merak biru (Pavo cristatus Linnaeus, 1766) yang tersebar di daerah India dan Srilangka, dan burung merak hijau (Pavo muticus Linnaeus, 1766) yang tersebar di daerah Burma, Thailand, Indochina, Malaysia dan di Indonesia khususnya di Pulau Jawa. Penyebaran merak hijau di pulau Jawa terpencar secara lokal terdapat pada ketinggian dari 0 mdpl hingga ketinggian sampai 1500m (Mackinnon, 1990).

Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus 1766) merupakan salah satu jenis burung di Indonesia yang langka dan dilindungi. Burung ini dilindungi berdasarkan SK Mentan No. 66 / Kpts / Um / 2 / 1973, Surat Keputusan Menteri Kehutanan tanggal 10 Juni 1991 No. 301 / Kpts-II / 1991 dan PP RI No. 7 Th 1999 Tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa. Berdasarkan IUCN ( International Union For Conservation Of Nature and Natural ) status merak hijau dikategorikan ke dalam vulnerable ( Rentan ). Sedangkan dalam status perdagangan CITES ( Convention for the International Trade in Endangered Spesies of Fauna end Flora ). Merak hijau termasuk kedalam Appendix II yaitu satwa yang langka dan dilindungi dalam perdagangannya, tetapi masih bisa di perdagangkan hanya jumlah yang terbatas.

Berdasarkan informasi dari Masyarakat dan hasil penelitian terakhir di ketahui bahwa kawasan hutan Gunung Cikuray (terutama pada tegakan pinus) merupakan tempat ditemukannya burung merak hijau. Namun kondisi populasi dan habitatnya sekarang ini terancam rusak, sehingga kelestariannya benar-benar perlu dijaga agar tidak terjadi kepunahan.

Penelitian dilaksanakan di kawasan hutan Gunung Cikuray, BKPH Bayongbong, KPH Garut, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten, selama sekitar satu bulan terhitung mulai pada bulan Maret hingga April 2007.

Pengamatan terhadap populasi merak hijau dilakukan dengan metode transek jalur (Strip Transect) dengan panjang jalur 1000 m dan lebar jalur dicatat dalam beberapa kali perjumpaan dengan menggunakan kompas. Pengamatan dilakukan pada pukul 06.00-08.00 dan pukul 16.00-18.00 Wib.

Pengamatan habitat didekati dengan kondisi vegetasi di habitat merak hijau untuk masing-masing tipe penggunaan (makan, minum, berlindung, tidur dan berkembangbiak). Untuk mendapatkan gambaran vegetasi secara umum digunakan metode jalur dan garis berpetak dengan petak tunggal 20 x 20 m.

Pendugaan populasi merak mijau menggunakan metode transek jalur (Strip Transect). Persamaan King (King Methods).

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan di kawasan hutan Gunung Cikuray, ditemukan pendugaan populasi burung merak hijau berjumlah 13 ekor dengan kepadatan populasinya 3 individu/ha. Hal ini sangat dipengaruhi adanya penjarahan kayu pinus dan perambahan lahan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar untuk bercocok tanam.

Jumlah burung merak yang berada di hutan pinus berjumlah 4 ekor, dengan ketinggian 1600 mdpl, ini dikarenakan jumlah pakan yang sedikit dan vegetasi tumbuhan bawah yang tebal di dominasi oleh Tembelekan (Lantana camara) dimana tumbuh mencapai 1- 2 m dan memiliki percabangan yang banyak dan lebar sehingga timbul persaingan antar vegetasi yang kuat. Sedangkan di lahan pertanian jumlah merak mencapai 8 ekor ini di sebabkan variasi pakan yang tersedia dan banyak. Untuk hutan alam di jumpai satu ekor burung merak haya terdengar suara, berarti aktifitas ada tetapi tidak sepenuhnya berada di hutan alam dimana vegetasi tumbuhan bawah sangatlah jarang sehingga ketersediaan pakan sangat tidak mencukupi. .

Sex ratio merak hijau di kawasan hutan Pinus Cikuray adalah 1 : 4 berdasarkan jumlah jantan dan betina, dari pendugaan populasi merak hijau berjumlah 13 ekor. Hal ini menunjukan ke arah sistem perkawinan polygami, Sex ratio dan struktur umur merak hijau di kawasan hutan pinus Cikuray dipengaruhi oleh pergantian musim sehingga struktur umur pada penelitian ini adalah semuanya dewasa dan belum masanya berkembang biak.

Habitat merak hijau di kawasan Gunung Cikuray di temukan beberapa tipe habiat diantaranya : Hutan pinus, Hutan alam, Semak belukar dan Lahan pertanian

Kondisi sekarang ini sudah mulai rusak akibat ulah Masyarakat sekitar yang tidak bertanggung jawab seperti pembukaan lahan, penebangan kayu.

Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan data bahwa areal terbuka di kawasan hutan Gunung Cikuray merupakan tempat makan bagi merak hijau yang meliputi areal Semak belukar, dan areal lahan pertanian masyarakat. Lokasi tempat berlindung merak hijau di kawasan hutan Gunung Cikuray adalah di Pohon pinus,

Gangguan terhadap burung merak di hutan Gunung cikuray adalah pembukaan lahan, pencurian kayu, perburuan dan pengunjung makam keramat.

2 komentar:

  1. wah bagus sekali informasi ini telah disosialisasikan oleh bimbinganku... terus majukan informasi ilmiah bidang kehutanan...

    BalasHapus
  2. Aku kopas dan link ke sini boleh?

    BalasHapus