Rabu, 24 Juni 2009

Burung Puyuh Sumba Terancam Punah


Puyuh Sumba Terancam Punah

Minggu, 14 Oktober 2007 | 19:34 WIB

TEMPO Interaktif, SUMBA:
Peneliti dari Burung Indonesia, sebuah lembaga swadaya masyarakat, memperkirakan kini hanya terdapat 20 ekor burung, yang disebut juga gemak, itu di taman nasional yang luasnya 50.910 hektare tersebut.
"Rendahnya frekuensi pertemuan dengan gemak Sumba selama survei berlangsung menegaskan bahwa kini jenis itu hampir punah dan bahkan akan hilang dari dalam kawasan taman nasional," kata Hanom Bashari, peneliti Burung Indonesia, di Sumba pekan lalu.
Gemak sumba adalah salah satu dari delapan burung endemik Pulau Sumba. Burung itu lebih banyak menghabiskan waktu hidupnya di permukaan tanah, dalam perlindungan semak serta padang rumput yang datar dan terbuka.
Selain gemak Sumba, burung endemik lainnya adalah julang Sumba (Rhyticeros everetti), punai Sumba (Treron teysmannii), walik rawamanu (Ptilinopus dohertyi), sikatan Sumba (Ficedula harterti), burung madu Sumba (Nectarinia buettikoferi), dan punggok wengi (Ninox rudolfi).
Gemak Sumba, yang hidup di padang savana, merupakan pemakan bunga dan biji rerumputan. Perubahan habitat alami akibat pembukaan padang secara liar dengan pembakaran telah mengganggu ketersediaan pakan dan tempat berlindungnya.
Burung Indonesia melakukan survei di taman nasional itu dari April sampai September lalu. Selama survei ini, mereka menemukan 120 jenis burung endemik di Taman Nasional Manupeu Tanadaru.
Menurut Burung Indonesia, Taman Nasional adalah benteng terakhir habitat satwa liar di kawasan Sumba. Pasalnya, hutan pulau itu hanya tersisa 6,5 persen dan sebagian besar merupakan kawasan taman nasional. l DEDDY SINAGA.( image heri rv)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar